Follow Me

Bimbingan Konseling Keluarga

ETIKA DAN TAHAP TAHAP KONSELING KELUARGA

 

  1. A.    ETIKA DAN TAHAP TAHAP KONSELING KELUARGA

  1. ETIKA DALAM KONSELING KELUARGA

Banyak pertimbangan-pertimbangan moral yang berkaitan dengan kode etik profesi yang perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh seorang konselor yang akan melaksanakan konseling keluarga. pertimbangan-pertimbangan moral itu diperlukan karena terjadinya perubahan focus konseling, dari konseling yang berfokus pada individu menjadi konseling yang berfokus pada system keluarga. Salah satu yang mesti dipertimbangkan koselor adalah “kepada siapa” dan “untuk siapa” tanggung jawab dan legalitas pokok konseling itu.
Nilai-nilai moral pilihan konselor tentang tanggung jawabnya didalam konseling keluarga memiliki konsekuensi tertentu. Posisi konselor dalam konseling keluarga memiliki pengaruh yang luas dan mendalam, tidak hanya berpengaruh pada hubungan awal konseling dan penelusuran masalah, tetapi juga berpengaruh pada perumusan tujuan dan perencanaan treatment dalam proses konseling.

  1. KONFLIK-KONFLIK ETIKA

Empat jenis konflik etika dalam proses pembuatan keputusan konselor dalm konseling keluarga.
  1. 1.      Siapa yang terlebih dahulu dilayani?
Jika konselor telah menetapkan untuk menangani secara individual, maka ia harus memutuskan dalam hal apa atau haruskah anggota keluarga dilibatkan dalam treatment dan apbila konselor menangani suatu kelompok keluarga, haruskah individu-individu tertentu atau kombinasi dari keluarga dilibatkan secara terpisah? Bagaimana penerapan asas kerahasiaan dalam keadaan yang demikian itu?
  1. 2.      Bagaimana penanganan kerahasiaan?
Rahasi keluarga pada kasus  perbuatan serong antara seorang ayah dan anak gadisnya. Dalam hal ini konselor memiliki tanggung jawab untuk melaporkan perbuatan serong kepada pihak polisi atau pihak lain yang menangani perlindungan dan kesejahteraan anak. Konselor harus melakukan penilaian klinis untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan anggota keluarga.
  1. 3.      Apa titik utama perkembangan etika?
Perkembangan etika menitikbertkan pada penguraian kasus secara cermat dan hati-hati, sehingga menjadi alat diagnostic terhadap individu selama proses pemberian bantuan, terutama pada hal-hal yang akan berpengaruh pada kasus-kasus yang dipengadilankan. Misalnya kasus-kasus perselisihan tentang anak pasca-perceraian.
  1. 4.      Bagaimana keberadaan konselor: kekuasaan atau mengurangi konflik?
Konseling keluarga menentukan harapan-harapan yang biasanya berkaitan dengan jenis kelamin (gender) yang harus ditangani dengan tindakan sensitive dengan tujuan untuk mengubah sikap social anggota keluarga dan untuk memastikan minat atau kepentingan para anggota keluarga.

  1. KODE ETIK PROFESIONAL

Beberapa kode etik professional dalam konseling keluarga antara lain:
  1. 1.      Kode pengarahan perilaku
    1. Konselor memberikan layanan secara profesional kepada semua orang tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin, perbedaan politik, status social ekonomi atau gaya hidup. Jika konselor tidak bisa memberikan layanan karena alasan tertentu, maka ia akan melakukan referral yang sesuai, konselor diharapkan dapat mencurahkan porsi waktu kerjanya walaupun hanya sedikit atau tidak ada bayaran.
    2. Konselor tidak boleh memanfaatkan hubungan konseling mereka untuk kepentingan pribadi, agama, politik, dan bisnis.
    3. Konselor tidak diperkenankan untuk membayar atau menerima bayaran dalam referral dan harus secara aktif memantau semua informasi penting dari sumber referal.
    4. Konselor tidak diperbolehkan untuk memberi layanan kepada klien yang masih berada dalam penanganan dari orang professional lain, kecuali dengan konsultasi dari kedua belah pihak.
    5. Konselor tidak boleh menghina kualifikasi sesame rekan sejawat.
    6. Konselor memiliki kewajiban untuk meneruskan pendidikan dan pengembangan professional.
    7. Konselor berusaha menghindari hubungan dengan klien yang mungkin dapat merusak penilaian professional dan sifat etis dalam proses konseling.
    8. Konselor tidak boleh memberikan diagnosis, memberikan resep, mengobati atau menasehati masalah-masalah diluar batas kemampuannya.
    9. Kontak dan kerjasama antardisiplin ilmu dan profesi sangat dianjurkan, seperti klinik-klinik atau agensi yang terlibat dalam bidang kehidupan keluarga dan perkawinan.
    10. 2.      Hubungan dengan klien
      1. Seorang konselor harus berhati-hati memberikan dukungan yang wajar dan penghargaan dalam tahap prognosis, dan konselor tidak boleh melebih-lebihkan kemajuan layanannya.
      2. Konselor harus mementingkan pemahaman yang jelas tentang keuangan bersama klien. Pembayaran hendaknya diatur diawal hubungan terapeutik.
      3. Konselor harus membuat catatan-catatan bagi setiap kasus dan menyimpannya dengan aman dan terjamin kerahasiaanya sesuai dengan standar legal dan professional.
      4. Konselor mengadakan hubungan dalam semua tahap kehidupan. Dalam keadaan apapun konselor harus dengan jelas menasehati klien bahwa keputusan akhir ada di tangan klien

  1. TAHAP-TAHAP KONSELING KELUARGA

Tiga tahap konseling keluarga yaitu:
  1. Wawancara tahap awal
Pada tahap ini, konselor mengawali kontak dengan salah seorang anggota keluarga. Seringkali anggota keluarga yang yang mulai mengontak konselor melaliu telepon dengan menyampaikan problem-problem yang dialaminya dalam bentuk keluhan-keluhan yang berhubungan dengan biologis, psikologis, dan hubungan anterpribadi. Oleh karena keluhan-keluhan yang disampaikan oleh anggota keluarga berhubungan dengan kehidupan keluarga, konsekuensinya kebanyakan konselor memilih untuk mengundang setiap orang yang tinggal dalam system keluarga itu untuk datang bersama-sama dalam wawancara konseling tahap awal. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari tangan pertama mengenai pola-pola kerjasama keluarga dan strategi untuk mengatasi stress, yang pada gilirannya akan digunakan pada situasi wawncara konseling sebenarnya.

  1. Wawncara tahap pertengahan
Pada tahap ini konselor berperan sebagai pembimbing dan pengarah, tetapi senantiasa berupaya menghindari mengambil alih peran orangtua. Konselor harus bersikap netral dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan pribadi seorang anggota keluarga, memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan menyenangkan, serta mengajak setiap anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam proses konseling. Di lain pihak setiap anggota keluarga harus bersedia terbuka dan mengurangi sikap-sikap permusuhan atau konflik-konflik. Dengan begitu, setiap anggota keluarga akan mulai menyadari bahwa hubungan-hubungan yang tidak  menyenangkan yang dapat diubah, dikurangi bahkan dihilangkan. Hasil keseluruhan yang diharapkan dari fase pertengahan dalam konseling adalah kesiapan terbaik untuk menerima ide-ide perubahan dan keinginan yang lebih meningkat untuk turut aktif mencapai hasil positif yang diharapkan dari konseling keluarga.
  1. Wawancara tahap akhir
Konseling keluarga membutuhkan waktu bebrapa session mingguan atau bulanan. Konseling keluarga dapat dihentikan apabila anggota keluarga yang terlibat dalam proses konseling keluarga bisa bekerja sam dengan baik sebagai suatu kelompok untuk menelesaikan masalah-masalah mereka dan mengubah perilaku-perilaku yang destruktif. mereka juga telah mampu mengembangkan suatu internal support system dan tidak bergantung kepada orang lain, termasuk tidak bergantung kepada konselor.  Selain itu, mereka telah mampu berkomunikasi secara terbuka, eksplisit, dan jelas. Mampu melakukan peranan masing-masing secara fleksibel, dan setiap anggota keluarga mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya masing-masing dalam keluarga.
Share this article :
 

Iklan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Bimbingan & Konseling - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger